Penulis :
Perkembangan teknologi abad 21 telah berpengaruh besar
terhadap dunia pendidikan sehingga harus diikuti dengan penyesuaian guru dalam
menguasai teknologi untuk kemudian digunakan sebagai media pendukung dalam
kegiatan pembelajaran. Penyesuaian guru ini dilakukan karena karakteristik
peserta didik berubah menjadi karakteristik generasi Z dari generasi milineal.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) generasi Z adalah
salah satu jumlah generasi yang paling mendominasi penduduk Indonesia sampai
dengan 2020. Generasi Z atau yang sering disebut Gen Z adalah penduduk yang
lahir dalam rentang tahun 1997-2012. Mayoritas dari mereka saat ini sedang
berada pada usia sekolah atau menempuh pendidikan tinggi. Artinya, peserta
didik pada saat ini ada para generasi Z.
Mempertimbangkan bahwa para peserta didik saat ini
adalah generasi Z dengan karakteristik yang segalanya serba teknologi, maka
penting bagi seorang guru untuk melakukan pembelajaran inovatif dengan mendesain
pembelajaran yang sesuai dengan zaman mereka. Tentunya desain pembelajaran
harus mengintegrasikan teknologi. Dengan demikian, salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru adalah penggunaan teknologi dalam desain
kegiatan pembelajaran.
Tantangan untuk mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran semakin tinggi. Pengintegrasian teknologi tersebut tidak cukup
sekedar formalitas tapi harus benar-benar bermakna sebagai bagian dari proses
yang memudahkan peserta didik dalam belajar. Tantangan
lain bagi guru adalah tentang bagaimana memasukkan teknologi tersebut agar
benar-benar selaras dengan metode ajar dalam desain pembelajaran
TPACK (Technological
Pedagogical Content Knowledge) sebuah
kerangka untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran yang
menggabungkan pengetahuan tentang pedagogi, pengetahuan tentang konten, dan
pengetahuan tentang teknologi. Penekanan TPACK adalah pada desain pembelajaran yang
efektif dan menggunakan teknologi sebagai alat pendukung dalam pembelajaran yang
dapat membantu guru dalam menghadapi tantangan tersebut.
Salah satu penerapan TPACK dalam pembelajaran adalah
penggunaan google. Dari google,
pembelajaran e-learning bisa menjadi solusi untuk pembelajaran digital
dimasa pandemi covid-19 yang mengalami keterbatasan waktu dalam penyampaian
materi dan hampir semua negara mengalami hal yang sama. Pandemi Covid-19 telah
menyebabkan pemerintah untuk mengambil keputusan sulit, diantaranya adalah
seluruh aktivitas belajar di sekolah formal dipindahkan di rumah dengan
menggunakan metode belajar dalam jaringan (online).
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Balajar Dari Rumah
(BDR) adalah istilah yang digunakan pembelajaran dalam jaringan ini. Guru
dituntut dan dipaksa untuk beradaptasi dalam perubahan pembelajaran dari tatap
muka dialihkan dengan daring. Tidak mudah pada awalnya karena terkendala oleh
tidak semua guru familiar dalam menggunakan teknologi.
Kondisi ini sudah diantisipasi kepala SMAN 92 Jakarta
dengan tim manajemennya, sebelum kebijakan pembelajaran daring diberlakukan
tenaga pendidikan sudah dipersiapkan dengan dibekali pelatihan penggunaan 3
menu utama dari google yaitu google classroom, google form dan google meet yang
dirasa cukup untuk bekal ketika pembelajaran secara daring diterapkan. Pelatihan
ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 16 dan 17 Maret 2020. Ketepatan
SMAN 92 Jakarta dalam memilih model pembelajaran berbasis google ini dapat
menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif.
Dalam perjalanannya 3 menu utama google tersebut
diatas sangat membantu dalam proses pembelajaran secara daring selain mudah
dipelajari dan digunakan baik oleh guru maupun peserta didik yang sudah tidak
asing lagi dengan aplikasi yang satu ini, google juga memiliki banyak kelebihan dalam mengakses
pembelajaran. Sehingga kehadiran google mendapat sambutan positif SMAN 92
Jakarta pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya karena sangat layak
digunakan oleh guru dan peserta didik.
Google classroom merupakan layanan online gratis yang
memiliki akun google. Google classroom memudahkan siswa dan guru agar tetap
terhubung, baik di dalam maupun di luar kelas, guru bisa membuat kelas maya,
mengajak siswa gabung dalam kelas, memberikan informasi terkait proses KBM,
memberikan materi ajar yang bisa dipelajari siswa baik berupa file paparan
maupun video pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, membuat jadwal
pengumpulan tugas dan lain-lain. Guru bisa memantau siswa yang sudah
mengerjakan dan yang belum dan langsung bisa memberikan nilai untuk
masing-masing siswa sesuai tugas yang sudah dikumpulkan. Semua tugas dan bahan
yang diberikan guru di classwork akan muncul di bagian beranda (stream), jadi
siswa akan bisa memantau info apa terkait aktivitas kelas. Pada bagian ini juga
siswa bisa berdiskusi dengan guru atau siswa lainnya.
Tidak kalah penting, penggunaan google form juga
sangat membantu SMAN 92 Jakarta dalam melakukan absensi kehadiran siswa dan
kegiatan ibadah pagi yang rutin dilaksanakan dari hari Senin sampai Jum’at
pukul 06.30-07.00. dari google form ini bisa diketahui siswa yang hadir tepat
waktu dan yang terlambat, yang ikut kegiatan ibadah pagi dan yang tidak
mengikutinya. Guru juga dapat membuat tugas dan soal penilaian harian dengan
menggunakan google form yang bisa terintegrasi ke google classroom dengan
memasukkan link tugas dan soal ke google classroom.
Pembelajaran online bisa lebih maksimal jika
dilengkapi dengan penggunaan google meet. Dengan google meet pembelajaran tatap
muka dalam kelas maya bisa dilakukan tanpa ada jarak ruang dan waktu. Hanya
dengan membukanya lewat google chrome dan login melalui email sudah dapat
digunakan tanpa perlu di download sangat membantu mengurangi ruang penyimpanan
pada smartphone. Di SMAN 92 penggunaan google meet terjadwal yang dibuat
kurikulum secara bergiliran sehingga tidak ada guru yang mendominasi dengan
seperti ini asas berkeadilan bisa dirasakan. Selain itu google meet juga
digunakan ketika wali kelas melakukan pembinaan terhadap siswa binaannya sampai
guru dan kepala sekolah mengadakan rapat-rapat.
Demikianlah kemudahan-kemudahan yang sudah dirasakan
SMAN 92 Jakarta dalam penggunaan google yang sudah dirasakan sejak bulan Maret
2020 sampai sekarang dan mudah-mudahan bisa menginspirasi sekolah lain yang
belum menggunakan google dalam pembelajaran.